Tips Memilih Sepeda

1.Tentukan Penggunaannya
Jangan sekali-kali membeli sepeda hanya karena senang pada bentuknya, tapi prioritaskan pada fungsi sepeda dan kebutuhan kita. Tentukan dulu penggunaannya untuk apa. Jangan sampai salah setting. Misalnya, ingin bike to work dengan jarak rumah ke kantor 40 km tapi yang dibeli sepeda BMX, atau mau ke gunung tapi yang dibeli city bike. Lebih sempit lagi, dalam dunia MTB misalnya, sepeda cross country dipakai untuk downhill, atau sepeda downhill dipakai dirtjump.
Ada kasus frame cross country patah karena dipaksa bermain downhill. Berikut klasifikasi sepeda Gunung berdasarkan Fungsinya:

a. Cross country (XC)
Dirancang untuk lintas alam ringan hingga sedang. Didesain agar efisien dan optimal pada saat mengayuh dan menanjak di jalan aspal hingga jalan tanah pedesaan.
b. All mountain (AM)
Dirancang untuk lintas alam berat seperti naik turun bukit, masuk hutan, melintasi medan berbatu, dan menjelajah medan offroad jarak jauh. Keunggulan all mountain ada pada ketahanan dan kenyamanannya untuk dikendarai. Hampir semua sepeda AM bertipe full-suspension.
c. Freeride (FR)
Dirancang untuk mampu bertahan menghadapi drop off (lompatan) tinggi dan kondisi ekstrim sejenisnya. Bodinya kuat namun tidak secepat dan selincah all mountain karena bobotnya yang lebih berat. Kurang cocok untuk dipakai jarak jauh.
d. Downhill (DH)
Dirancang agar dapat melaju cepat, aman dan nyaman dalam menuruni bukit dan gunung. Mampu menikung dengan stabil pada kecepatan tinggi dan selalu dilengkapi suspensi belakang untuk meredam benturan yang sering terjadi. Sepeda DH tidak mengutamakan kenyaman mengayuh karena hanya dipakai untuk turun gunung. Sepeda downhill juga lebih mengacu pada lomba, sehingga selain kekuatan, yang menjadi titik tekan dalam perancangannya adalah bagaimana agar dapat melaju dengan cepat. Untuk menuju ke lokasi, para downhiller tidak mengayuh sepeda mereka namun diangkut dengan mobil. Tidak efisien dipergunakan di dalam kota maupun di jalur cross country.
e. Dirtjump (DJ)
Nama lainnya adalah urban MTB. Penggemar jenis ini awalnya adalah anak muda perkotaan yang menggunakan sepeda gunung selain sebagai alat transportasi, ngebut di jalanan kota, juga digunakan untuk melakukan atraksi lompatan tinggi dan ekstrim. Fungsinya mirip BMX namun dengan bentuk yang diperbesar.


2. Menentukan Ukuran.
Sebagai referensi umum perbandingan tinggi badan dengan ukuran frame adalah sbb:
a.160 - 165 cm --> 12-14 " ( XS)
b.165 - 172 cm --> 14-16 " ( S)
c.173 - 180 cm --> 17-18 " ( M)
d.181 - 188 cm --> 19-20 " (L)
e.189 - 196 cm --> 21-22 " ( XL).

3. Memilih Kualitas
Agar tidak salah dalam menentukan pilihan, sebaiknya tentukan dulu berapa bujet belanja sepeda anda, baru kemudian cari sepeda yang sesuai dengan anggaran kita itu. Jika bujetnya cuma 800 ribu rupiah, carilah sepeda seharga itu. Jangan mudah tergiur dan kebablasan membeli sepeda di atas budget yang disiapkan.
Beberapa hal yang perlu diketahui:
a. Shockbreaker menentukan performa di trek off road. Jenis yang mahal biasanya lebih nyaman.
b. Komponen menetukan traksi ban ke permukaan jalan, bahan frame sebaiknya yang ringan saja ( Aluminium, titanium atau carbon)
c. Sepeda yang baik adalah sepeda yang nyaman dipakai dan gak bikin capek si pengendaranya.
d. Buat pemula , sebaiknya pilih model MB cross country atau trail karena lebih mudah

Memang, semakin mahal harga sebuah sepeda semakin baik pula kualitasnya. Pepatah 'harga tidak akan menipu' dan 'ada harga ada rupa' .

Daripada mempersoalkan gengsi, lebih penting bagi anda untuk membuktikan bahwa meski dengan sepeda murah tapi anda lebih jago di tanjakan, lebih piawai di medan offroad, dan lebih kuat endurance-nya, dan lebih sopan dalam berkendara sepeda.
Sambil, tentu saja, sisihkan sebagian penghasilan anda agar ke depannya dapat mengupgrade sepeda anda atau membeli sepeda yang lebih sesuai dengan keinginan.

Selamat bersepeda dan rasakan kenikmatan dalam setiap kayuh nya.